Wajah-wajah baru dipastikan akan menghiasi timnas Indonesia setelah PSSI tegas melarang pemain dari Liga Super Indonesia untuk membela tim Garuda. Kisruh dalam sepak bola nasional tak kunjung berakhir. Setelah pengurus dan kompetisi terbelah, kali ini giliran timnas yang terkena imbasnya.
Kebijakan PSSI mengganti kompetisi Liga Super Indonesia... dengan Liga Primer Indonesia tak bisa diterima oleh sejumlah klub elit Indonesia, yang merupakan pemasok pemain timnas. Mereka sepakat untuk tetap melanjutkan Liga Super Indonesia, kendati tak direstui sang otoritas tertinggi sepak bola nasional, PSSI.
Berpegang pada Statuta FIFA Pasal 79, khususnya ayat 2, PSSI menegaskan tak bisa memainkan pemain Liga Super di timnas.
Dengan demikian, sejumlah nama langganan seperti Ferry Rotinsulu, Markus Horison, Zulkifli Syukur, Supardi, Hamka Hamzah, M. Roby, M. Nasuha, Firman Utina, M. Ridwan, M. Ilham, Boaz Solossa, Bambang Pamungkas, hingga sejumlah pemain naturalisasi seperti Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo dipastikan tak bisa tampil.
Hal yang sama juga terjadi untuk bibit-bibit muda di tim U-23 Indonesia seperti Andritany Ardiyasa, Diego Michiels, Hasyim Kipuw, Oktovianus Maniani, Egi Melgiansyah, Mahadirga Lasut, Ramdani Lestaluhu hingga duo Papua, Titus Bonai dan Patrich Wanggai juga tidak bisa tampil.
PSSI, berpegang pada peraturan FIFA, menolak tudingan sebagai perusak timnas, yang sedang dalam masa regenerasi di bawah arahan pelatih Rahmad Darmawan. "Yang menghancurkan timnas bukan kami (PSSI), tapi mereka yang di luar PSSI," kata ketua umum PSSI Djohar Arifin dengan tegas.
Bunyi pasal 79 ayat 2 Statuta FIFA edisi 2010 sebagai berikut: “ Pertandingan melawan tim yang pemainnya tidak berasal dari satu klub atau satu liga yang terafiliasi dengan anggota FIFA adalah terlarang.” inilah.com
De originele berichten zijn hierKebijakan PSSI mengganti kompetisi Liga Super Indonesia... dengan Liga Primer Indonesia tak bisa diterima oleh sejumlah klub elit Indonesia, yang merupakan pemasok pemain timnas. Mereka sepakat untuk tetap melanjutkan Liga Super Indonesia, kendati tak direstui sang otoritas tertinggi sepak bola nasional, PSSI.
Berpegang pada Statuta FIFA Pasal 79, khususnya ayat 2, PSSI menegaskan tak bisa memainkan pemain Liga Super di timnas.
Dengan demikian, sejumlah nama langganan seperti Ferry Rotinsulu, Markus Horison, Zulkifli Syukur, Supardi, Hamka Hamzah, M. Roby, M. Nasuha, Firman Utina, M. Ridwan, M. Ilham, Boaz Solossa, Bambang Pamungkas, hingga sejumlah pemain naturalisasi seperti Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo dipastikan tak bisa tampil.
Hal yang sama juga terjadi untuk bibit-bibit muda di tim U-23 Indonesia seperti Andritany Ardiyasa, Diego Michiels, Hasyim Kipuw, Oktovianus Maniani, Egi Melgiansyah, Mahadirga Lasut, Ramdani Lestaluhu hingga duo Papua, Titus Bonai dan Patrich Wanggai juga tidak bisa tampil.
PSSI, berpegang pada peraturan FIFA, menolak tudingan sebagai perusak timnas, yang sedang dalam masa regenerasi di bawah arahan pelatih Rahmad Darmawan. "Yang menghancurkan timnas bukan kami (PSSI), tapi mereka yang di luar PSSI," kata ketua umum PSSI Djohar Arifin dengan tegas.
Bunyi pasal 79 ayat 2 Statuta FIFA edisi 2010 sebagai berikut: “ Pertandingan melawan tim yang pemainnya tidak berasal dari satu klub atau satu liga yang terafiliasi dengan anggota FIFA adalah terlarang.” inilah.com